TOKYO - Hasil survei menunjukkan 52 persen warga Jepang tidak menyukai Korea Selatan, sebaliknya 78 persen warga Korsel membenci Jepang. Survei itu juga mencatat empat dari 10 warga Korsel percaya bahwa kedua negara akan saling berperang dalam beberapa tahun ke depan.
Survei tersebut dilakukan oleh Tokyo Genron NPO dan Seoul East Asia Institute, dengan mewawancarai 1.000 orang di negara mereka masing-masing. Survei itu dilakukan sebagai bagian dari studi tahunan kedua lembaga think tank dari Jepang dan Korsel itu sekaligus untuk menyambut pertemuan bersejarah antara Menteri Pertahanan Jepang dengan Korsel.
Rasa permusuhan tersebut mungkin terlihat aneh karena muncul antara dua negara sekutu Amerika Serikat (AS) di Asia Timur yang mempunyai kekhawatiran geopolitik yang sama dengan tetangga mereka, Korut dan China. Namun, jika melihat dari sisi sejarah, sikap saling bermusuhan itu bukan merupakan hal yang aneh.
Jepang menguasai Korsel pada 1910 dan terus memantapkan kekuasaannya hingga akhir Perang Dunia II. Selama masa itu, Korsel menuduh Jepang mencoba untuk memusnahkan bahasa dan budaya Korea, melakukan kejahatan terhadap warga mereka, serta menggunakan ratusan perempuan Korea sebagai budak seks atau jugun ianfu (perempuan penghibur).
Sedangkan pihak Jepang menolak semua tuduhan tersebut dan mengingkari adanya kejahatan perang terhadap warga negara yang mereka duduki. Pemerintah Jepang memilih untuk hanya mengakui sejarah versi mereka. Hal itu sangat dibenci oleh Korsel dan China.
“Salah satu faktornya adalah warga Korsel mengkritiki Jepang dan warganya berada dalam kerangka pemahaman sejarah dan sengketa wilayah mereka, sementara warga Jepang menolak secara tegas kritik dari Korsel ini,” tulis Presiden Tokyo Geron Yasushi Kudo, sebagaimana dilansir dari Russia Today, Selasa (2/5/2015).
Jepang memiliki isu serupa dengan negara tetangganya China, yang juga berada dalam hubungan yang kurang harmonis.
Untuk isu terbaru, warga Korsel tampaknya waspada dengan peningkatan kapasitas militer Jepang sebagai bagian dari new nationalism Perdana Menteri Shinzo Abe. Isu ini membuat 58 persen dari responden menganggap Jepang membawa ancaman militer bagi negara mereka, lebih besar dari 38 persen responden yang khawatir akan ancaman militer dari China.